Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah Semoga Allah Mengampuni Dosa-Dosa kita

Kamis, 12 Agustus 2010

Peristiwa Bersejarah Di Bulan Ramadhan


Assalamu'alaikum.WR.Wb.

Teman-teman subhanalloh ternyata banyak sekali peristiwa bersejarah yang jatuh pada bukan Ramadhan.
Semoga kita bisa mengambil ibrah disetiap peristiwa di bulan Ramadhan
Untuk menambah pengetahuan, ada baiknya kita membuka kembali
catatan mengenai peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi sepanjang bulan
Ramadhan.


Tanggal 1 Ramadhan (tahun 587 H) dikenang sebagai hari
direbutnya
kota 'Asqalan (kini disebut Asduud) oleh Sha­lahuddin
Al-Ayyubi. Asqalan merupakan gerbang pembuka menuju
kota suci Al­Quds (Yerussalem).


Tanggal 2 Ramadhan (732 H) dicatat sebagai hari kelahiran
Syaikh Abdurrah­man bin Muhammad bin Khaldun alias Ibnu Khaldun, bapak
sosiologi Islam. Ibnu Khaldun meninggal pada tahun 808 H di Mesir pada masa
Sultan An-Nasr Lidinillah.


Tanggal 3 Ramadhan (11 H) menjadi hari berkabung umat Islam,
karena pada hari itulah Sayyidah Fatimah Az-Zahra me­ninggal dunia.


Tanggal 5 Ramadhan (362 H), Sultan AI-Mu'iz Lidinillah clad Dinasti
Fatimiyyah memasuki Mesir, setelah sebelumnya mengirim pasukan 100.000 orang di
ba­wah Panglima Jauhar Ash-Shiqili.


Tanggal 7 Ramadhan (361 H), atas perintah Khalifah Dinasti
Fathimiyyah, Panglima Jauhar Ash-Shiqili meletakkan pondasi pertama pendirian
Jami' (Masjid) AI-Azhar, di Kairo, Mesir. Pada tahun 378 H fungsi masjid
ditambah menjadi univer­sitas.


Tanggal 10 Ramadhan (1393 H), ten­tara Mesir menembus Terusan
Suez, meng­hancurkan Benteng Berlif dan menghan­curkan kekuatan tentara Israel.


Tanggal 12 Ramadhan (597 H), Imam Abu Faraj Ibnu Jauzi,
seorang ahli seja­rah dan ulama terkenal, wafat.


Tanggal 17 Ramadhan (2 H), kaum muslimin di bawah pimpinan
Nabi Muhammad SAW berhasil mengalahkan ten­tara musyrikin Quraisy dalam Perang
Badar Al Kubra. Pada tanggal yang sama (40 H), Kha­lifah Ali bin Abi Thalib RA
wafat, karena ditikam dengan pisau beracun oleh Ab­durrahman bin Muljam
Al-Khariji.


Tanggal 18
Ramadhan (21 H), Khalid bin Walid, sahabat Nabi yang pemberani dan piawai
memimpin pasukan, mening­gal dunia.


Tanggal 20 Ramadhan (8 H), Rasul­ullah SAW bersama 10 ribu
pasukan pe­rang dari kaum Muhajirin dan Anshar me­nuju Makkah untuk membebaskan
kota suci itu dari tangan kaum musyrikin.


Tanggal 21 Ramadhan (sebelum Hijri­yah), Rasulullah diangkat
menjadi nabi dan rasul.


Tanggal 24 Ramadhan (264 H), berte­patan dengan 30 Mei 878 M,
Imam Abu Ibrahim Ismail bin Yahya AI-Muzani, sa­habat (murid) Imam Syafi'i,
meninggal dunia.


Tanggal 25 Ramadhan (658 H), terjadi Perang Ain Jalut, antara
kaum muslimin dan Tartar. Peperangan ini berakhir de­ngan kemenangan kaum
muslimin.


Tanggal 26 Ramadhan (658 H) dike­nang sebagai hari diangkatnya
Abdul Malik bin Marwan sebagai khalifah Bani Umayyah. Ibnu Khaldun berkata,
"Abdul Malik bin Marwan termasuk khalifah yang sukses dalam sejarah Islam dan
Arab, ka­rena beliau mengikuti jejak Amirul Muk­minin Umar bin Khaththab RA
dalam pengaturan negara."


Tanggal 28 Ramadhan (92 H), dimulai persiapan operasi
pembebasan
Anda­lusia oleh Gubernur Musa bin Nushair,
dengan menghimpun pasukan yang ter­diri dari orang Arab dan Barbar sejumlah
tujuh ribu orang. Sebagai panglima, di­tunjuk Thariq bin Ziyad.


Tanggal 30 Ramadhan (43 H), yang bertepatan dengan 5 Januari
664 M, di­catat oleh sejarah sebagai hari wafatnya sahabat Amru bin 'Ash. Meski
tidak sele­gendaris Khalid bin Walid, Amru juga di­kenal sebagai ahli strategi
perang. Dialah yang telah berjasa membebaskan negeri Mesir dari cengkeraman
Kerajaan Ro­mawi.

Jumat, 30 Juli 2010

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Teman-teman agar kita bisa memaknai puasa romadhon kita dengan lebih baik yuk.....kita simak bersama-sama khutbah Rasulullah
pada saat menyambut romadhon semoga puasa kita bisa untuk membina pribadi kita menjadi pribadi yang bertaqwa pada ALLAH SWT.

Bagi teman-teman yang mau mendownload ikuti tautan di bawah ini
KLIK DISINI!!! Tolong sharedkan ya...teman-teman.!!!

Download

Selasa, 22 Juni 2010

Penciptaan Alam Semesta

Pemisahan Langit dan Bumi


Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah.
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)
Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.






Garis Edar
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.

Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.

Minggu, 20 Juni 2010

Penciptaan Alam Semesta Part 1


  Penciptaan Alam Semesta

Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:
"Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.


Mengembangnya Alam Semesta




Edwin Hubble dengan teleskop besarnya.
Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.


Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.


Sumber : http://www.keajaibanalquran.com/

Iklan